Scanner |
Djogjalabel| Wangkal Groups| Apakah anda pernah mendapat komplain mengenai kode barcode yang anda buat tidak dapat discann? Tenang, hal ini bisa saja terjadi ketika anda tidak memvalidasi ulang kode barcode yang anda cetak dengan alat scanner. Kesalahan seperti ini bisa terjadi karena banyak hal misalnya format kode barcode yang tidak sesuai sehingga tidak mampu terbaca oleh scanner, kualitas cetak yang rendah atau kualitas label yang tidak mendukung scanning jika klien anda menggunakan scanner verificator. Untuk mengatasi masalah ini, anda perlu membedah masalah mulai dari format kode barcode harus sesuai dengan ketentuan dan pastikan scanner yang digunakan mampu membaca kode tersebut, pastikan juga printer tidak mengalami masalah cetak yang mana printer harus menghasilkan cetakan yang tajam dan jelas, serta tanyakan kepada klien anda scanner yang digunakan apakah mendukung format kode barcode yang dipakai. Selain itu, anda juga perlu memvalidasi setiap kode barcode yang anda cetak dengan alat scanner barcode. Berikut adalah beberapa jenis scanner yang umum digunakan untuk membaca barcode:
1. Scanner Laser
Scanner laser menggunakan sinar laser untuk membaca barcode. Scanner ini populer karena kecepatan dan akurasi tinggi dalam membaca barcode, bahkan dari jarak yang cukup jauh.
- Keunggulan: Cocok untuk volume tinggi, bisa membaca barcode dari jarak jauh.
- Kelemahan: Tidak bisa membaca barcode 2D (QR Code).
2. Scanner CCD (Charge Coupled Device)
Scanner CCD menggunakan sensor untuk membaca barcode dengan menangkap pantulan cahaya dari barcode.
- Keunggulan: Daya tahan tinggi, cocok untuk penggunaan di lingkungan retail.
- Kelemahan: Jarak baca terbatas, biasanya kurang dari 10 cm.
3. Scanner Imager (2D)
Jenis ini menggunakan kamera untuk mengambil gambar barcode, lalu memprosesnya menjadi data yang dapat dibaca. Scanner imager dapat membaca barcode 1D dan 2D.
- Keunggulan: Dapat membaca barcode yang rusak atau tercetak buruk, kompatibel dengan QR Code.
- Kelemahan: Biasanya lebih mahal dibandingkan jenis lainnya.
4. Scanner Omni-Directional
Scanner ini menggunakan beberapa sinar laser yang memancar ke berbagai arah, memungkinkan pembacaan barcode dari sudut mana pun.
- Keunggulan: Ideal untuk lingkungan dengan volume pemindaian tinggi, seperti kasir supermarket.
- Kelemahan: Umumnya hanya untuk barcode 1D.
5. Scanner Portable atau Handheld
Scanner ini berbentuk seperti genggaman dan mudah dibawa ke mana saja.
- Keunggulan: Fleksibilitas tinggi, tersedia dalam model nirkabel.
- Kelemahan: Tergantung pada daya baterai jika nirkabel.
6. Scanner Fixed-Mount
Scanner ini dipasang di satu tempat dan barcode dibawa melewatinya untuk dipindai.
- Keunggulan: Cocok untuk proses otomatisasi seperti di pabrik atau gudang.
- Kelemahan: Kurang fleksibel karena tidak bisa dipindahkan.
7. Scanner Mobile (Ponsel/Tablet)
Menggunakan kamera pada ponsel atau tablet untuk memindai barcode. Umumnya memerlukan aplikasi tambahan untuk memproses data barcode.
- Keunggulan: Mudah diakses, hemat biaya.
- Kelemahan: Membutuhkan waktu lebih lama dibanding scanner khusus.
8. Scanner RFID
Berbeda dengan scanner barcode, scanner RFID membaca data yang tersimpan dalam tag RFID. Cocok untuk pelacakan inventaris skala besar.
- Keunggulan: Bisa membaca banyak tag sekaligus tanpa memerlukan garis pandang langsung.
- Kelemahan: Biaya perangkat lebih mahal.
Untuk pemilihan scanner ini, anda dapat menghubungi penyedia alat scanner barcode seperti Djogjalabel untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan. Tim Djogjalabel akan dengan senang hati membantu merekomendasikan scanner yang sesuai untuk kebutuhan bisnis anda.
Share